solusi inflasi keuangan adalah crypto? simak penjelasanya berikut ini.

Sebelum kita membahas tentang masadepan crypto kita harus tau sejarah uang dan masalah yang dihadapi oleh banyak pihak terkait dengan masalah ekonomi, Karena crypto memiliki kaitan erat dengan uang,

solusi inflasi keuangan adalah crypto? simak penjelasanya berikut ini.
Photo by Jp Valery / Unsplash

masadepan dari bitcoin, teknologi blokchain dan cryptocorrency lainya.

Sebelum kita membahas tentang masadepan crypto kita harus tau sejarah uang dan masalah yang dihadapi oleh banyak pihak terkait dengan masalah ekonomi, Karena crypto memiliki kaitan erat dengan uang.

Kita mulai dari sejarah uang.

Nggak bisa kita pungkiri kalau keberadaan uang begitu penting di kehidupan manusia sampai sekarang. Sampai saat ini, uang masih menjadi alat tukar utama untuk bertransaksi jual-beli. Kalau dirunut, sejarah uang sebagai alat tukar tidak bisa kita lepaskan dengan sistem barter.

Namun, sebelum sistem barter berlaku, manusia masih memenuhi kebutuhannya sendiri dan bergantung pada alam. Pada masa ini, manusia masih belum menjadi makhluk sosial sehingga tidak membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semua kebutuhan mereka penuhi sendiri karena saat itu manusia berperan sebagai produsen dan konsumen sekaligus.

Seiring berjalannya waktu, manusia akhirnya menyadari bahwa mereka adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Manusia pada masa itu akhirnya menyadari bahwa barang-barang yang mereka produksi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Alhasil mereka berinteraksi satu sama lain untuk saling bertukar, baik barang dengan barang maupun barang dengan jasa.

Sistem barter lambat laun menemui kendalanya ketika kedua orang yang melakukan pertukaran tidak sepakat dengan nilai pertukarannya. Keberadaan permasalahan ini akhirnya membuat manusia akhirnya berinovasi untuk menciptakan uang komoditas atau uang barang

karena sistem barter menuai banyak kendala dalam penerapannya. Akhirnya, pada masa itu manusia mulai menerapkan barang dasar yang hampir semua orang miliki sebagai standar pembayaran. Barang dasar yang dimaksud di antaranya seperti garam, teh, tembakau, dan biji-bijian.

Pada 1200 SM, uang primitif mulai digunakan. Uang primitif berasal dari cangkang kerang atau hewan moluska lainnya. Orang-orang menggunakannya sebagai alat pembayaran bernama cowrie yang berasal dari Kepulauan Maladewa di Samudera Hindia.

Cowrie menjadi barang berharga sejak awal peradaban Cina dan India yang kemudian dibawa sepanjang rute perdagangan ke Afrika. Orang Eropa kemudian menamainya Wampum sebagai mata uang di pasar. Jenis uang barang berbeda-beda di setiap belahan dunia, menyesuaikan perkembangan peradaban masing-masing.

bangsa Yunani dikenal sebagai penemu uang logam pertama. Bangsa Yunani mencetak berbagai jenis uang logam yang nilainya mereka tentukan berdasarkan bahan pembuatnya

Namun, seiring berjalannya waktu akibat keterbatasan bahan baku uang logam (emas dan perak), tercetuslah ide untuk membuat uang kertas oleh orang Tiongkok pada abad 1 Masehi. Kalau merujuk sejarah, pembuatan uang kertas sebenarnya sudah mulai dilakukan sebelum masa Dinasti Tang, tetapi gagal karena sulit menemukan bahan kertas yang tahan lama. Barulah saat Dinasti Tang berkuasa, seseorang bernama Ts’ai Lun berhasil menciptakan kertas dari kulit kayu murbei.

Sejak kesuksesan penciptaan uang kertas pada masa Dinasti Tang, peradaban terus berkembang dan mulailah terbentuk negara-negara. Keberadaan negara menjadikan aktivitas ekonomi dalam suatu negara membutuhkan mata uang sebagai alat transaksi yang sah. Setelah suatu negara menetapkan mata uang yang sah, biasanya mereka akan mengumumkan kepada seluruh dunia.

Sejarah uang telah berkembang sangat pesat hingga saat ini. Setiap negara kini sudah memiliki mata uang yang sah. Pada tahun 1946, kartu kredit dan debit diperkenalkan sebagai alat transaksi nontunai yang masih kita gunakan sampai sekarang.

Suatu hal yang menjadi pembeda adalah keberadaan teknologi canggih di masa sekarang adalah kehadiran dompet digital. Keberadaan e-wallet dan QRIS bikin kamu nggak perlu bawa banyak uang tunai ketika mau bertransaksi secara langsung.

Teknologi tidak pernah berhenti untuk berkembang, sejarah uang kembali diperpanjang dengan kehadiran Cryptocurrency atau mata uang digital. Kini, kamu bisa bertransaksi secara online dengan menggunakan mata uang digital seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Tezos (XTZ), dan masih banyak lagi.

masalah yang terjadi pada sistem keuangan global.

Inflasi dapat terjadi di hampir semua produk atau layanan, termasuk pengeluaran berdasarkan kebutuhan seperti perumahan, makanan, perawatan medis, dan utilitas, serta pengeluaran kebutuhan, seperti kosmetik, mobil, dan perhiasan. Begitu inflasi menjadi lazim di seluruh perekonomian, ekspektasi inflasi lebih lanjut menjadi perhatian utama dalam kesadaran konsumen dan bisnis.

Inflasi bisa menjadi perhatian karena membuat uang yang disimpan hari ini kurang berharga besok. Inflasi mengikis daya beli konsumen dan bahkan dapat mengganggu kemampuan untuk pensiun. Misalnya, jika seorang investor memperoleh 5% dari investasi di saham dan obligasi, tetapi tingkat inflasi adalah 3%, investor hanya memperoleh 2% secara riil.

Inflasi dorongan biaya terjadi ketika harga naik karena kenaikan biaya produksi, seperti bahan baku dan upah. Permintaan barang tidak berubah sementara pasokan barang menurun karena biaya produksi yang lebih tinggi. Akibatnya, biaya tambahan produksi dibebankan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi untuk barang jadi.

Upah juga mempengaruhi biaya produksi dan biasanya merupakan pengeluaran tunggal terbesar untuk bisnis. Ketika ekonomi berkinerja baik, dan tingkat pengangguran rendah, kekurangan tenaga kerja atau pekerja dapat terjadi. Perusahaan, pada gilirannya, menaikkan upah untuk menarik kandidat yang memenuhi syarat, menyebabkan biaya produksi meningkat bagi perusahaan. Jika perusahaan menaikkan harga karena kenaikan upah karyawan, terjadi inflasi cost-plus.

3. solusi inflasi adalah dengan investasi

di sini kami hanya akan membahas crypto, walaupun banyak jalan untuk mengatasi hal ini, mungkin di masadepan kami akan membahas hal-hal tentang finance di luar crypto.

Dari gorengan, bensin, pakaian, hampir setiap aktivitas manusia telah dilanda momok inflasi. Di seluruh dunia, kenaikan tingkat inflasi mengganggu rencana pembelian dan pengeluaran.

Dalam menghadapi neraka inflasi ini, konsumen dan institusi yang memegang mata uang fiat yang semakin menyusut nilainya telah mencari alternatif untuk melakukan lindung nilai. Bitcoin dan banyak cryptocurrency lainnya adalah senjata pilihan saat ini, mendorong kita untuk merangkul crypto sebagai kelas aset yang dapat diinvestasikan .

Bitcoin telah menyaksikan pengembalian tahun-ke-tahun yang kuat , mengalahkan lindung nilai tradisional dengan mengumpulkan lebih dari 130% dibandingkan dengan emas yang hanya 4%. Selain itu, adopsi institusional yang meningkat , selera yang berkelanjutan untuk aset digital berdasarkan arus masuk mingguan  dan meningkatnya eksposur di media memperkuat kasus bitcoin di antara investor.

Jika ini adalah gerakan yang dilakukan dengan uang besar, itu pasti gerakan yang cerdas. Namun, sementara prospek lindung nilai terhadap bitcoin mungkin tampak menarik bagi investor ritel, tanda tanya tertentu tetap ada atas kelayakannya dalam mengurangi risiko keuangan bagi individu.

Diskusi yang sedang berlangsung tentang bitcoin sebagai lindung nilai inflasi perlu diawali dengan fakta bahwa mata uang tersebut sering kali rentan terhadap kegelisahan dan gejolak pasar: Nilai Bitcoin anjlok lebih dari 80% selama bulan Desember 2017, sebesar 50% pada bulan Maret 2020 dan sebesar 53% pada bulan Desember 2021.

Dengan latar belakang perdebatan ini, tren lain yang menonjol telah mendorong momentumnya. Seiring meningkatnya popularitas bitcoin, bitcoin terus mendorong adopsi dan pelembagaan mata uang di kalangan konsumen, termasuk beberapa individu dan perusahaan kaya.

Sebuah survei baru-baru ini menemukan bahwa 72% penasihat keuangan Inggris telah memberi tahu klien mereka tentang berinvestasi di crypto, dengan hampir setengah dari penasihat mengatakan mereka percaya crypto dapat digunakan untuk mendiversifikasi portofolio sebagai aset yang tidak berkorelasi.

Ada juga banyak advokasi bitcoin dari individu yang produktif, yang dikenal progresif secara teknologi, yaitu miliarder investor Wall Street Paul Tudor, CEO Twitter Jack Dorsey , si kembar Winklevoss dan Mike Novogratz . Bahkan perusahaan kuat seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley telah menyatakan minat mereka pada bitcoin sebagai aset yang layak.

Jika momentum ini berlanjut, volatilitas bitcoin yang terkenal secara bertahap akan menghilang karena semakin banyak orang dan institusi kaya yang memegang mata uang tersebut. Ironisnya, akrual nilai pada jaringan ini akan mengarah pada konsentrasi kekayaan — antitesis dari apa tujuan bitcoin diciptakan, harganya alkan tunduk pada pengaruh elit dan institusi eksklusif pada 1% pemegang kekuatan ekonomi.

Sejalan dengan aliran pemikiran keuangan klasik, ini sebenarnya akan memaparkan investor ritel pada risiko yang lebih besar, karena pembelian dan penjualan institusional akan menyerupai manipulasi pasar seperti paus.

jadi setiap jaman, setiap aset, setiap waktu akan ada yang berusaha mengendalikannya, karena mereka punya sumberdaya yang sangat mumpuni untuk mendapatkan apa yang di inginkan.

jadi sangat penting untuk kita para investor ritel belajar dari semua informasi ini, karena memang kenyataanya selalu terjadi berulang-ulang dan memiliki pola yang hampir sama tergantung dengan situasi yang terjadi.

tapi kabar baiknya ada solusi di setiap masalah ini, bagai kalian para investor ritel yang berinvestasi pada aset  crypto kaian bisa pake beberapa strategi yang sangat sederhana.

jika kalian adalah seorang kariyawan yang ngga punya waktu kalian bisa investasi untuk jangka panjang, karena jangka panjang bisa sangat menguntungkan, kalian bisa mengunci aset yang di miliki untukmendapatkan bunga. di industri crypto bunga yang di berikan sangat besar di banding saham atau deposito, dan bunga yang di dapatkan bisa kalian kunci lagi untuk mendapatkan bunga lagi dan begitu seterusnya.

selalu tunggu momentum saat pasar merah, jangan pernah fomo walaupun aset yang kalian ketahui naik ratusan persen. karena potensi sangkutnya sangat besar, kami banyak melihat aset yang naik secara gila-gilaan akan terus menurun nilainya dalam waktu yang lama. jadi saat terbaik untuk beli adalah saat situasi sedang kacau, seperti saat situasi perang yang bergejolak saat ini.

Jadi Dari penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa aset crypto adalah proyek masadepan. Dan pasti pada waktunya akan berjalan selaras dengan kehidupan nyata kita sehari-hari, Walaupun banyak penolakan dan berita buruk terkait crypto.

Kami pikir hari ini masih awal, dan sedang melakukan penyesuaian dengan teknologi ini. Awal mula revolusi internet adalah dengan hadirnya bubble dot com, dengan hadirnya bubble ini adalah penyeleksian proyek terbaik yang memiliki fundamental dan memecahkan masalah Dunia nyata, dan akan menyisakan sejumlah kecil proyek terbaik seperti google, Amazon, dan Paypal.

Di crypto pun seperti itu, kita tau banyak proyek yang mengaku-ngaku adalah proyek terbaik, terpopuler dan bernilai. Tapi kenyataannya adalah bahwa banyak proyek tersebut tidak sesuai dengan klaim tersebut, mungkin akan tiba saatnya harga aset tersebut kehilangan nilainya. Maka dari itu pelajari dan pilihlah  proyek yang kalian ketahui dan pelajaran bagaimana prospeknya dan nilai fundamentalnya.

Jika nilai dari koin pilihan memiliki fundamental yang baik, maka tidak mungkin proyek tersebut akan menjadi next Ethereum, next binance dan lain-lain.